Mengapa menganalisis situasi dan pendengaran sebelum berbicara pada prestasi, seminar, dan pidato di perlukan...?
B. Indonesia
fernandezmp
Pertanyaan
Mengapa menganalisis situasi dan pendengaran sebelum berbicara pada prestasi, seminar, dan pidato di perlukan...?
1 Jawaban
-
1. Jawaban Taufik0Hidayat
Menganalisis tujuan pidato Sebelum tampil didepan umum, harus diketahui lebih dahulu apa yang akan disampaikan dan bagaimana tingkah laku audience yang diharapkan. Dengan kata lain, diperlukan satu tujuan agar audiens tertarik dengan pidato yang akan kita sampaikan. Tujuan dalam pidato menurut Djalaluddin Rakhmat dirumuskan dalam tiga hal: 1. Memberitahukan (informative), ditujukan untuk menambah pengetahuan pendengar. Komunikasi diharapkan akan memperoleh penjelasan, menaruh minat dan memiliki pengertian tentang persoalan yang dibicarakan. 2. Memengaruhi (persuasif), ditujukan kepada orang untuk mempercayai sesuatu, melakukannya atau terbakar semangatnya. Keyakinan, tindakan dan semangat adalah bentuk kreasi yang diharapkan. 3. Menghibur (rekreatif). Perhatian, kesenangan dan humor adalah reaksi pendengar yang diharapkan. Menurut G. Sukadi (1995) tujuan menyampaikan topik dapat dibedakan dalam 5 tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan menghibur. Publik mengetahui sesuatu yang akan disampaikan 2. Tujuan mendorong. Kita memberi semangat, inspirasi dan kegairahan kepada public, agar semangat publik bangkit dan mempunyai keinginan menyelesaikan pokok pembicaraan yang disampaikan. 3. Tujuan meyakinkan. Publik yakin tentang kebenaran sesuatu. 4. Tujuan bertindak. Publik diharapkan berbuat atau bertindak sesuai dengan harapan. 5. Tujuan menghibur. Publik diharapkan terhibur bergembira dan senang.
Menganalisis pendengar dan audiens Pendengar dan audiens adalah objek kita dalam berpidato, tetapi juga merupakan subjek yang harus menafsirkan gagasan-gagasan yang kita sampaikan. Maka wajar kita mengenal tentang apa dan siapa mereka. Dengan mengenal siapa mereka kita akan mudah dan lancar untuk berkomunikasi dengan mereka, sehingga mudah juga bagi mereka untuk menerima apa yang kita maksudkan dalam pidato. Kesalahan dalam menganalisis audience akan berpengaruh besar saat kita berpidato nantinya. Perasaan yang harus kita perhatikan bukan kemampuan kita pribadi (apakah kita kesulitan dalam memahami materi, apakah kita terlalu mudah dalam membuat pidato dsb), namun kemampuan mereka, penonton. Inilah yang susah. Karena itu, untuk mengenal lebih dekat mereka, kita harus mengenal hal-hal umum dan hal-hal yang khusus dari mereka. Hal umum meliputi: 1. Jumlah. Kita harus mengetahui berapa jumlah audiens agar kita sebagai komunikator tahu apa yang akan dilakukan. Upayakan sebagai “public speaker” kita berbicara lebih jelas dan merasakan apa yang mereka rasakan. Namun kita perlu memperhatikan jumlah audiens agar sebanding dengan besar dan luasnya gedung. 2. Usia. Kita harus mengetahui usia audiens yang akan mendengar kita agar bisa menyesuaikan komunikasi dengan usia audiens. Karena usia setiap audiens memiliki keterbatasan masing-masing. Oleh karena itu kita harus sudah menyiapkan dan merencanakan bagaimana sikap kita kepada audiens. 3. Jenis kelamin. Bila kita berhadapan dengan ibu-ibu, berbicaralah tidak langsung pada hal-hal yang rumit. Sehingga nampak diwajah mereka bahwa kita diterima dilingkungannya. Lain halnya dengan kaum pria, berbicaralah langsung pada pokok permasalahan. 4. Pekerjaan. Pekerjaan setiap audiens juga perlu kita kenal, agar tidak ada kesalah pahaman topik yang akan dibicarakan. 5. Pendidikan. Bedakan berhadapan dengan para ilmuan dengan murit SMU. 6. Agama. Sebagai public speaker, lebih awal mengetahui siapa saja audiens agar kita tahu perlu diberi “salam” atau cukup “disapa”. 7. Adat dan Budaya. Dinegara kita yang beragam adat dan budaya, tegur sapa kepada public lebih diutamakan. Bukan berbicara langsung kepada masalah.