Apa pengaruh peninggalan kerajaan Gowa Tallo
PPKn
Anakmatematika
Pertanyaan
Apa pengaruh peninggalan kerajaan Gowa Tallo
1 Jawaban
-
1. Jawaban luhde12
Kesultanan Makassar atau biasa disebut Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan bercorak Islam yang berdiri pada awal abad ke 16 Masehi di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini terdiri awalnya terdiri atas beberapa kerajaan kecil yang terus bertikai. Dua kerajaan yang paling dominan, yakni Kerajaan Gowa dan Tallo mempersatukan mereka menjadi Kerajaan Makassar. Kerajaan Gowa Tallo selama berdiri telah meninggalkan beberapa benda bersejarah. Berikut ini akan kami jelaskan beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo tersebut lengkap dengan gambarnya. Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa Tallo di antaranya adalah Benteng Rotterdam (Benteng Ujung Pandang), Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Kompleks Makam Katangka, serta Makam Syekh Yusuf.
1. Benteng Ford Ratterdam Benteng Fort Rotterdam adalah sebuah bangunan benteng peninggalan masa kejayaan kerajaan Gowa Tallo yang terletak di pesisir barat pantai kota Makassar. Benteng ini dibangun oleh raja Gowa ke-9, yakni I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' Kallonna pada tahun 1545. Karena awalnya berbahan tanah liat, Raja Gowa ke-14, yakni Sultan Alauddin kemudian memugar bangunan benteng dengan bahan batu padas yang diperoleh dari pegunungan Karst di Maros. Orang Makassar menyebut benteng Fort Rotterdam dengan sebutan benteng panyyua atau benteng penyu. Pasalnya, jika dilihat dari atas, benteng ini memiliki bentuk seperti penyu. Bentuk ini memiliki filosofi bahwa Kerajaan Gowa Tallo adalah kerajaan yang berjaya di laut dan daratan, sama seperti penyu yang hidup di dua alam. Pada masa silam, benteng Fort Rotterdam menjadi markas pasukan katak kerajaan. selain itu, ia juga berfungsi sebagai pusat pertahanan kerajaan Gowa-Tallo dari serangan laut. Pada masa kepemimpinan Cornelis Speelman atas distrik Sulawesi benteng ini pernah beralih fungsi menjadi tempat penyimpanan rempah-rempah dari seluruh wilayah di Indonesia Timur. Selain itu, nama benteng yang sebetulnya adalah benteng Ujung Pandang, olehnya kemudian diubah pula menjadi Benteng Rotterdam untuk mengenang tanah kelahirannya di kota Rotterdam, Belanda.