jelaskan pengaruh perjanjian masang terhadap perlawanan kaum padri
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban tessy
Kelas : XI
Pelajaran : Sejarah
Kategori : Peristiwa Perang Paderi/Padri
Kata Kunci : Latar belakang terjadinya Perang Padri dan pengaruh Perjanjian Masang terhadap Perang Padri
Kode : -
Pembahasaan :
Secara singkat, setelah perjanjian Masang dibuat ternyata pihak Belanda tidak menepati isi perjanjian tersebut dan oleh karena itu pihak kaum adat sadar bahwa Pemerintah Belanda tidak sungguh-sungguh ingin membantu mereka, sehingga pembuatan dan pelanggaran pemerintah Belanda terhadap perjanjian tersebut menjadi pemersatu antara kaum Adat dan kaum Padri untuk melawan Belanda di tanah Minangkabau.
Berikut penjelasan lebih mendetailnya
Perang Paderi atau Padri merupakan perang yang Panjang , terjadinya peristiwa tersebut antara tahun 1821-1837 di daerah Sumatera Barat (Minangkabau), dalam kurun waktu 26 tahun lamanya Perang Padri memiliki Latar belakang terjadinya peperangan tersebut, yaitu perselisihan antara kaum Padri dan kaum Adat dan Perjanjian-perjanjian yang dibuat antara kaum padri dengan Pemerintah Belanda .
Pada awal nya terjadi konflik dan peperangan antara kaum Padri dan kaum Adat di Sumatera Barat (Minangkabau) di karenakan perselisihan keyakinan, namun Kaum Padri mendapat kemenangan di mana-mana sehingga Kaum Adat terdesak dan pemimpin Adat Tuanku Suroso memerintahkan untuk meminta batuan kepada pihak Belanda di Padang. Permintaan ini sangat menyenangkan pihak Belanda, sebab dengan demikian Belanda dapat meluaskan kekuasaannya ke daerah Minangkabau.
Peperangan sengit pun terjadi namun Pada tahun 1824, Belanda dan kaum Padri mengadakan perdamaian di masang yang di namakan perjanjian Masang yang isinya :
1. Penetapan batas daerah kedua belah pihak.
2. Kaum Padri harus mengadakan perdagangan hanya dengan pihak belanda.
Ternyata pihak belanda tidak menepati perjanjiannya yang telah dibuatnya, sehingga peperangan tidak dapat dihindari dan kembali berkobar.
Kemudian perjanjian ini merupakan penyebab bersatunya Rakyat Minangkabau dikarenakan kaum adat menyadari bahwa pihak Belanda sebenarnya tidak sungguh-sungguh/berhasrat untuk menolongnya, melainkan hendak menjajah seluruh daerah Minangkabau (Sumatera Barat).