B. Arab

Pertanyaan

apa hubungan sabar dengan iman kepada allah swt?

2 Jawaban

  • HUBUNGAN SHALAT DAN SABAR



    Apa Itu Sabar?
    Sabar berarti menahan. Sabar bisa diilustrasikan seperti contoh  berikut:
    • ‘Iffah (menjaga kesucian diri) adalah merupakan bentuk kesabaran dalam menahan diri dari memperturutkan syahwat.
    • Syukur adalah bentuk kesabaran untuk tidak mengingkari nikmat dari Allah swt.
    • Qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada) adalah sabar dengan menahan diri dari angan-angan dan keserakahan.
    • Hilm (lemah lembut) adalah kesabaran dalam mengendalikan amarah.
    • Pemaaf adalah sabar untuk tidak membalas dendam.
    • Demikian pula keutamaan akhlak lainnya, semuanya bersumbu pada kesabaran
    Sabar ada tiga: pertama, sabar dalam meninggalkan berbagai hal yang diharamkan dan dosa; kedua, sabar dalam melakukan berbagai bentuk ketaatan dan kedekatan kepada Allah; ketiga, yaitu bersabar dalam menghadapi berbagai bencana dan petaka, seperti memohon ampun dari berbagai perbuatan aib.
    Sabar di dalam ketaatan ini adalah tingkatan sabar yang paling tinggi. Sabar dalam ketaatan ini harus melalui tiga fase :
    Fase Pertama : Sabar sebelum beramal, ini meliputi perbaikan niat, yaitu mengikhlaskan amal hanya karena Allah swt , dan bertekad untuk mengerjakan ibadat tersebut sesuai dengan aturannya. Dalam hal ini Allah berfirman :
    Kecuali orang – orang yang bersabar dan beramal sholeh (QS Hud:11).
    Fase Kedua : Sabar ketika beramal, yaitu dengan selau mengingat Allah swt selama beramal, dan tidak malas untuk mengerjakan seluruh rukun, kewajiban dan sunah dari amal tersebut.
    Fase ketiga : Sabar setelah beramal , yaitu dengan menahan diri untuk tidak mepublikasikan amalnya kepada orang lain, dan menjauhi diri dari riya’ dan hal-hal yang bisa menghapus amal perbuatannya.
    Shalat
    Shalat adalah ibadah paripurna yang memadukan olah pikir, gerak, dan rasa. Ketiganya terpadu secara serasi dan selaras dan saling melengkapi. Dalam shalat terintegrasi proses latihan meletakkan kendali diri secara proporsional, mulai dari gerakan, inderawi, aql, dan pengelolaan nafsu yang pada akhirnya akan menghasilkan jiwa muthma’innah. Prakteknya tercermin dalam sikap penuh syukur, pemaaf, lemah lembut, penyayang, tawakal, qana’ah, menjaga kesucian diri, istiqamah dsb. Allah swt juga memerintahkan seorang muslim untuk menegakkan shalat  karena pada dasarnya hakikat shalat adalah doa.
    Ketika mendapat rezeki melimpah, shalat adalah ungkapan syukur seorang muslim. Ketika beban hidup makin berat,maka  shalat akan memperingannya. Ketika rasa cemas membelenggu, maka shalat pula agar terbebas darinya. Di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dijelaskan bahwa, “Sesungguhnya Rasulullah saw apabila menghadapi suatu persoalan, beliau segera mengerjakan shalat“.
    Huzaifah bin Yaman menuturkan, “Pada malam berlangsungnya perang Ahzab, saya menemui Rasulullah saw, sementara beliau sedang shalat seraya menutup tubuhnya dengan jubah. Bila beliau menghadapi persoalan, maka beliau akan mengerjakan shalat“. Bahkan Ali bin Abi Thalib menuturkan keadaan Rasulullah saw pada perang Badar, “Pada malam berlangsungnya perang Badar, semua kami tertidur kecuali Rasulullah, beliau shalat dan berdo’a sampai pagi“.
    Hubungan Sabar dan Shalat
    Hidup di dunia ini kita banyak menghadapi masalah, maka  semua persoalan hidup harus dihadapi dengan sabar bukan dengan menghindari masalah. Untuk menumbuhkan dan memupuk kesabaran  adalah dengan menegakkan shalat. Jadi, shalat yang baik akan menghasilkan kemampuan bersabar tinggi. Sebaliknya kesabaran yang baik akan menghasilkan shalat yang berkualitas sehingga melahirkan kenikmatan dan ketenangan yang tak terhingga di hati.  Shalat dan sabar akan melahirkan pribadi yang mulia, sehingga akan dicapai tujuan shalat yaitu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Orang yang shalatnya baik, dalam kehidupannya sehari-hari akan dipenuhi sifat sabar yang tercermin dalam tingginya akhlak.
    Dalam kaitan dengan dzikir, menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong adalah  dengan berdzikir (mengingat Allah setiap saat). Siapa yang berdzikir  dengan sabar, maka Allah akan mengingatnya dengan rahmat.
    Shalat menjadikan seorang berjiwa muthma’innah. Orang yang berjiwa muthma’innah inilah yang akan mampu mengaplikasikan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari yaitu nilai-nilai yang didominasi kesabaran paripurna.



  • Klo manusia sdh beriman kepada Allah SWT,, mengimani segala ketentuan dan larangan2 yg sdh ditetapkan... maka ketika manusia diberikan ujian dan cobaan,,disitulah kesabaran kita diuji.. seberat apapun ujiannya kita hrs bersabar dan Istiqomah...

Pertanyaan Lainnya